hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | Gubuk Jupiter | Gubuk Jupiter |
Google
 
BERBAGI KISAH... KISAHMU, KISAHKU & KISAH KITA

Rabu, 12 Desember 2007

Penunggu Rumah Sofie oleh Naomi (Bag.1)

PENUNGGU RUMAH SOFIE
Ditulis oleh : Naomi Firenzee
Pada tanggal : 11 Desember 2007


Aneh! Itulah kesan pertama yang kutangkap ketika menjejakkan kaki untuk yang pertama kalinya di rumah itu. Rumah yang di cat berwarna putih itu kelihatan sepi, seperti tak pernah ditempati. Itulah rumah Sofie, teman sekampusku.

“Jadi lo tinggal disini, Fie?” Celetukku memecahkan kesunyian. Kuedarkan pandangan mata mengitari rumah tersebut. Ada bangunan bertingkat dua disebelahnya, namun masih dalam satu pekarangan rumah.

“Iya, Nao,” dengan susah payah Sofie menjejalkan anak kunci kedalam pintu tersebut.

“Sendirian?” Tanyaku lagi.

“Enggak, bareng kakak.” Klik! Terdengar bunyi pintu terbuka.

“Mari, Nao. Ayo masuk.” Lanjutnya.

Rumah itu tidak terlalu luas. Tapi menurutku cukup besar juga untuk ditempati oleh Sofie yang tinggal hanya berdua dengan kakak perempuannya. Tidak terlalu banyak perabot. Satu set sofa ruangan tamu beserta lemari pajangan yang dipenuhi keramik kecil-kecil. Ruangan tengahnya pun hanya dilengkapi dengan sederetan peralatan elektonik terbaru yang canggih, tanpa kursi, hanya dihiasi permadani biru yang lembut ditambah dengan bantal-bantal besar yang berbentuk kotak.

Namun ada satu pemandangan yang mengganjal mata. Ayunan santai itu! Ayunan yang terletak berseberangan dengan ruangan tengah rumahnya. Entah mengapa, perasaan aneh tadi mulai menggelayuti hati ini kembali. Tiba-tiba saja bulu kudukku merinding dan perasaan dingin mulai menjalari tubuh.

“Fie, apa kamu nggak takut tinggal berdua?” ujarku sekedar mengenyahkan rasa aneh yang menghinggapi diri. Sofie berjalan menuju kamarnya yang kuikuti dari belakang.

“Enggak tuh! Kan ada anak kost juga,” jawabnya santai sembari melemparkan tas ketempat tidurnya.

“Oh, jadi yang di sebelah tempat kost, ya?” tanyaku semangat. Sofie hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Eh, ada yang keren, nggak?” tanyaku lagi sambil mengedipkan mata, sekedar melumerkan suasana hati yang diliputi perasaan ngeri. Dia tertawa ngakak.

“Kenapa?” selidiknya genit.

“Yaa… siapa tau aja…” elakku sambil menghempaskan tubuh pada kasur yang empuk itu.
“Hahaha… dasar! Emang satu belum cukup, apa?” Ledeknya.

“Yee… orang cuma nanyain apa ada yang cakep? Buat cuci mata, gitu loh!”

“Hehehe… kirain… Udah, ah! Aku mau mandi dulu, gerah, nih! Lagian, aku jarang ketemu mereka. Pada sibuk, gitu… Oh, iya… anggap seperti rumah sendiri aja ya, Nao!” Jelasnya sambil masuk ke kamar mandi yang terdapat di pojokan kamar.

Kucoba untuk membiasakan diri dengan situasi. Namun aku heran dan berpikir, mengapa ayunan itu begitu mengganggu penglihatanku? Ku coba untuk bersikap santai. Kusambar sebuah majalah. Tapi udara panas dan rasa kering di tenggorokan memaksaku untuk mencari sesuatu yang dingin. Kulangkahkan kaki keluar menuju ke lemari pendingin yang terletak di dapurnya yang bergaya moderen itu, sambil menggamit sebuah majalah Misteri. Aku haus!

Orange juice yang terdapat di dalam lemari pendingin itu, sungguh menggugah hati. Kuteguk dengan segera setelah terlebih dahulu menuangkannya kedalam gelas. Namun baru beberapa tegukan, suatu kejadian aneh telah membuatku tersedak.

Sesaat aku tertegun, menatap satu bayangan yang tak kasat mata, melesat melintasi pintu kamar mandi yang terletak di ujung dapur tersebut. Namun ketika otakku kembali berfungsi dan dapat mencerna bayangan yang telah ditangkap oleh mataku. Spontan, aku langsung terbirit lari. Wanita itu? dia menatapku! sekarang aku jadi tahu, perasaan aneh yang sejak tadi menghinggapiku, ternyata sebuah Penampakan!

Bulu kudukku merinding! Aku duduk meringkuk, di salah satu sofa yang ada di ruangan tengah, sambil menutupi wajah dengan sebuah majalah yang sejak tadi aku genggam. Ketika aku mencoba mengintip ke arah datangnya Penampakan tadi, secara tidak sengaja, mataku menangkap sebaris tulisan yang ada di majalah Misteri yang ada di tanganku.

“Sialan! Mistis banget, sih!” umpatku kesal bercampur ngeri, seraya melemparkan majalah tersebut. Untuk mengusir ketakutan, kunyalakan TV dengan volume yang sengaja aku besarkan. Beberapa saat kemudian, ketakutanku mulai berkurang. Perasaan tegang yang tadi menyerangku berangsur hilang.

Sesaat kemudian aku mulai larut dalam satu suguhan musik, yang ditayangkan oleh saluran TV favoriteku. Ketika hatiku sudah mulai tenang kembali, tiba-tiba telingaku dikagetkan oleh suara berderit pelan. Reflek kepalaku menoleh ke sumber suara itu. Mataku langsung terpaku pada ayunan yang begerak perlahan, terayun sendiri. Samar-samar aku melihat, seorang anak perempuan tengah duduk di ayunan tersebut. Kepalanya terpekur, seakan menatap lantai yang ada dibawahnya.

“Astaghfirullah… ada yang aneh dengan rumah ini.” gumamku lirih. (Naomi/hpk.doc)

bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sign by Dealighted

Sign by Dealighted