hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | Gubuk Jupiter | Gubuk Jupiter |
Google
 
BERBAGI KISAH... KISAHMU, KISAHKU & KISAH KITA

Minggu, 20 Januari 2008

Melly Goeslaw – Risau



Hingga malam semakin larut
Aku masih tak penat juga
Menekur jalan yang kita tempuh
Sekedar menepis rasa gelisah

Walau diri berhias senyum
Namun hati tak pernah tentram
Dan sering datang perasaan lain
Tentang kejujuranmu kepadaku

* Setinggi apa kita mampu mendaki
Rasa cinta kasih dan kesungguhan
Namun bila hati jadi terpisah
Beri kepastian agar ku lebur semua

Ku akui kesalahanku
Selalu ingin memiliki
Dan engkaupun tak pernah terbuka
Untuk menghalau segala prasangka

repeat *

Read more.....

Luka itu terkoyak lagi - Jupiter

LUKA ITU TERKOYAK LAGI
Ditulis oleh : Jupiter
Perempuan malam itu duduk terpekur di depan kotak ajaib kesayangannya. Sesekali matanya tepejam, keningnya berkerut. Sedetik kemudian jemarinya mulai menari, meliukkan tarian hati yang selalu lekat dengan sunyi. Terkadang tatapan matanya menatap kosong ke lantai, jemari lincahnya menangkup wajah, kemudian dia menarik nafas sangat dalam, sebelum menghembuskannya kembali menjadi satu dengusan yang sangat berat.

Dalam usianya yang sudah melewati seperempat abad, untuk kesekian kalinya tamparan kehidupan kembali meluluh lantakkan jiwanya. Perjalanan cinta yang selalu menjadi pemacu harapan hidupnya, kembali menorehkan luka yang sangat dalam, tepat di atas lukanya yang belum sempat mengering.

Luka itu terkoyak kembali, darah mengalir deras membasahi sekujur tubuhnya. Perlahan dia mulai berdiri, langkahnya terseok menahan beban tubuh yang kembali kehilangan keseimbangan. Bau amis seketika langsung menyebar, membuat orang-orang yang lalu lalang di dalam kotak ajaibnya langsung menghindar. Tatapan mereka dipenuhi mimik muka kasihan, namun begitu, tak ada seorangpun yang dengan tulus bersedia membantu membasuh darah yang mulai mengering di kedua sudut matanya.

Tubuh si perempuan malam yang sangat malang itu mulai menggigil, lukanya semakin mengangga, memperlihatkan warna putih daging tubuhnya. Darah yang mengalir mulai merembes membasahi lantai yang dipijaknya, meninggalkan jejak kaki yang diseret paksa. Tangannya menggapai mencari pegangan. Beberapa orang sahabat mengulurkan tangan mereka dari balik kotak ajaib kesayangannya, mencoba meraih tubuhnya yang mulai limbung. Namun si perempuan malam sudah terlanjur kehabisan darah.

Beberapa detik kemudian dia terjatuh luruh di atas lantai, menimbulkan suara “gedebuk” yang cukup keras. Kedua telapak tangannya menangkup di dada, mencoba menahan aliran darah yang terus keluar dari lubang yang semakin melebar. Kedua matanya terpejam pasrah, bibirnya yang mulai membiru bergetar hebat, menahan isak tangis darah yang menyertai rasa perih di jiwanya yang sudah tidak tertahankan.

Ketika detak jantungnya mulai melemah, tiba-tiba bayangan masa lalu mulai menari dan melayang-layang di depannya. Senyum, tawa serta canda bersama sahabat-sahabat di masa lalu perlahan memacu kembali detak jantungnya yang hampir terhenti, membangkitkan kembali semangat hidupnya yang sempat padam. Masa lalu yang hampir setahun ini selalu ditepisnya itu, ternyata menjadi obat yang sangat mujarab.

Darah yang mengalir dari luka di dadanya mulai berkurang, detak jantungnyapun berangsur normal, tatapan matanya yang memerah mulai berbinar, kedua tangannya bertumpu pada dinding kamar. .Dengan mengandalkan sisa-sisa tenaga, perlahan tapi pasti, pada akhirnya dia berhasil menopang kembali berat tubuhnya yang mulai dirasakan menjadi lebih ringan.

Tanpa menghiraukan darah yang mulai mengering di sekujur tubuhnya, perempuan malam kembali duduk di depan kotak ajaibnya. Diselipkannya sebatang rokok putih di sela-sela bibirnya yang masih bergetar. Dengan nafas yang masih memburu, ditarik dan dihembuskannya kuat-kuat, asap yang selama ini selalu menjadi sahabat setianya itu. Tatapan matanya nanar, melihat rangkaian slide yang menampilkan gambar orang-orang yang telah mencabik-cabik hatinya dan hampir membuatnya kehilangan gairah hidupnya itu.

Jiwa pendendam yang selama ini selalu berusaha untuk dikekangnya, seketika keluar kembali. Dengan geram di hapusnya segala yang menyangkut orang-orang yang sebelumnya sangat di kasihinya itu dari dalam memorynya. Dia sama sekali tidak mau lagi melihat mereka, kenangan indah bersama mereka hanya akan membuat luka di hatinya semakin bertambah parah.

Jiwa penulis yang mampu membaca segala yang tidak pernah diucapkan, membuatnya menjadi selalu mawas diri. Hanya dari obrolan ringan bersama orang-orang yang berseliweran di sekitarnya, imajinasinya langsung bisa memainkan karakter masing-masing dari mereka. Segala kepalsuan yang disuguhkan tidak akan pernah mampu bertahan lama berdiri di hadapannya, hanya ketulusan hati yang bisa menyentuh jiwanya yang sudah diselimuti oleh gumpalan darah yang sudah mengering.

Ketika dia hendak menyapu bersih segala kenangan yang telah menorehkan luka di hatinya itu, sesaat dia tertegun, jemarinya tertahan di atas tombol “Delete”.

Haruskah aku menghapus mereka untuk selamanya? Keningnya berkerut, kelopaknya terpejam rapat, seolah mencoba konsentrasi untuk mencari jawaban paling jujur yang tersimpan jauh di dalam hatinya.

Beberapa detik kemudian, dia menarik nafas panjang, perlahan senyum mulai mengembang di kedua sudut bibirnya. Kerut di keningnya seketika menghilang berganti cahaya yang mulai memancar pada raut wajahnya. Selanjutnya jemari yang tertahan tadi, kemudian dengan lincah memainkan “mouse”. Dibuatnya satu “folder” yang di beri nama “black memories”.

Sesaat kemudian, semua data yang berhubungan dengan orang-orang yang pernah menorehkan luka di hatinya itu langsung berpindah ke dalam folder baru tersebut. Setelah memindahkan folder tersebut jauh kedalam folder yang tidak pernah tersentuh, kemudian dia membuat kode protect pada folder tersebut. Selesai! Gumamnya sambil menarik nafas lega.

Dengan senyum yang mengembang di bibir serta gairah hidup yang mulai menyala kembali, di bukanya lembaran putih baru yang siap menampung kembali segala petualangan hidupnya.

Laksana warna pelangi, begitulah perjalanan hidupnya. Segala kisah pahit ataupun manis yang menyapa, selamanya akan selalu tersimpan di dalam memorynya. Tidak perduli seberapa dalam dia menyimpannya, pada saatnya nanti, memory itu akan berubah menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk di kenang. Dan menjadikan jiwanya selalu bisa bersyukur, karena telah di beri kesempatan untuk merasakan segala macam tamparan maupun sentuhan lembut yang belum tentu bisa dirasakan oleh orang lain.

Lembaran baru telah terpampang dihadapannya, darah yang mengering di tubuhnyapun telah dibasuhnya. Meski luka di dada masih mengangga, namun tekad perempuan malam telah kembali untuk melanjutkan petualangannya, dalam mengumpulkan kembali harapan hidupnya yang sempat tercecer. (hpk doc/Jan/08)

***


Read more.....

Krisdayanti - Memang Terasa berat



Memang ini saatnya untuk berpisah
Setelah sekian lama berjalan
Tak ada lagi yang bisa disatukan
Karena telah berbeda arah tujuan

* Semakin lama dipertahankan
Semakin menyiksa diri...

Memang ini terasa berat
Tuk meninggalkan dirimu
Karena kita masih saling mencinta

Memang ini yang terbaik
Untuk berdua kita tempuh
Meski kita masih saling mencinta

Tak ada lagi yang bisa disatukan
Bila hanya saling sakiti hati...

repeat *

Read more.....

Kisah Dewi Bulan dan Dewi Pajar

Luna (Selene)

Luna, dewi bulan yang pucat, tiap malam melintasi angkasa dari istana emasnya di timur dengan mengendarai keretanya yang dihela dua ekor sapi jantan bertanduk sabit. Dia memberikan cahayanya yang lembut keperakan bagi bumi di malam hari. Dalam perjalanan dia selalu disertai bintang-bintang yang dipimpin oleh Vesper, Bintang Senja. Kala fajar menyingsing, bersama mereka dia akan menuju ke Sungai Ocean di sebelah barat dan kembali ke istananya di timur dengan mengendarai perahu.

Di wajah Luna yang cantik dan murni selalu membayang kabut duka. Konon suatu malam, saat dia sedang menjalankan tugasnya menerangi bumi, dia berjumpa seorang pemuda gembala yang tampan bernama Endymion di Gunung Latmos. Luna jatuh cinta pada Endymion. Namun sayang Endymion yang dianugerahi keabadian oleh Jupiter juga memohon agar diizinkan tidur selamanya. Maka dia tak akan pernah terbangun oleh sentuhan lembut jemari Luna yang membelai wajahnya untuk mengatakan pada Luna bahwa dia juga mencintainya.

Luna dilukiskan sebagai wanita cantik bergaun dan berkerudung keperakan, wajahnya pucat oleh duka.


Aurora (Eos)

Aurora adalah dewi fajar keemasan yang berjari-jari merah bagai mawar.

Tiap pagi, saat Luna hampir menuntaskan perjalanannya, Aurora akan membuka gerbang istana emasnya di timur lalu terbang dengan sayap-sayapnya yang bercahaya redup namun makin lama makin terang, diikuti oleh Lucifer, Bintang Fajar, melintasi angkasa dari timur ke barat sambil menghalau bintang-bintang memasuki Sungai Ocean, kecuali rasi Ursa Mayor dan Minor yang tak pernah tenggelam dan terbit di ufuk saat fajar menyingsing maupun senja menjelang. Aurora membawa sekendi air dingin dalam perjalanannya dan memercikkan air tersebut ke atas permukaan rerumputan, dedaunan, dan bunga-bunga sebagai embun pagi.

Meski menikah dengan Aeolus, dewa angin, Aurora juga menjalin cinta dengan Orion. Orion adalah seorang pemburu bangsa Boetia yang tampan dan perkasa. Ketika menjalin cinta dengan Aurora, Orion pernah sesumbar akan memusnahkan semua hewan buas di muka bumi dan mempersembahkannya bagi Aurora.

Apollo yang mendengar hal tersebut kemudian mengirim seekor kalajengking raksasa untuk membunuh Orion. Aurora memohon bantuan Diana agar menyelamatkan Orion. Diana yang menyanyangi Orion sebagai sesama pemburu bersedia menyelamatkan Orion. Pada saat Orion sedang dikejar-kejar oleh kalajengking raksasa tersebut, Diana bersiap-siap membidikkan panahnya untuk membunuh kalajengking tersebut. Tiba-tiba Apollo muncul dan mengaburkan pandangan Diana sehingga anak panahnya meleset, justru mengenai Orion yang tewas seketika.

Diana yang berduka karena tak dapat menepati janjinya pada Aurora kemudian menempatkan Orion di angkasa sebagai rasi bintang Orion, sedangkan kalajengking rakasasa tersebut oleh Apollo juga ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang Scorpio dalam posisi sedang memburu Orion.

Selain Orion, Aurora juga pernah menjalin cinta dengan Tithonus, putra Raja Laomedon dari Troy. Tithonus yang mencintai Aurora selalu bangun saat fajar merekah untuk menyaksikan kekasihnya tersebut menjalankan tugasnya mengumumkan kepada bumi bahwa sebentar lagi matahari akan kembali memberikan cahaya dan kehangatan bagi bumi.

Dari hasil hubungan mereka lahirlah seorang putra bernama Memnon. Sayang sekali saat Jupiter menganugerahkan keabadian bagi Tithonus, Aurora lupa memohon kemudaan abadi bagi kekasihnya tersebut, sehingga seiring berjalannya waktu Tithonus menjadi renta sementara ajalnya tak kunjung tiba. Akhirnya karena iba melihat Tithonus yang telah semakin lemah dalam kerentaannya, Aurora mengubahnya menjadi belalang, makhluk yang selalu bangun di saat fajar menyingsing.

Aurora dilukiskan sebagai wanita jelita berambut keemasan dengan jari-jari yang berwarna kemerahan bagai mawar serta bersayap.

(Sumber; The Golden Age of Classical Myths/hpk doc/Jan/08)

Read more.....

Sign by Dealighted

Sign by Dealighted