hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | hitamputih blog kita | Gubuk Jupiter | Gubuk Jupiter |
Google
 
BERBAGI KISAH... KISAHMU, KISAHKU & KISAH KITA

Selasa, 30 Oktober 2007

A Little Secret Between Moon and Earth - Part 3



A Little Secret Between Moon and Earth
(Part. 3)

Ditulis oleh : JupieZee
Pada tanggal : 30 Oktober 2007

"Kamu..." kata-kata keheranan terlontar dari mulut Kent.

"Maaf, aku telah mengganggu kamu lagi. Telah memakai tempat tidur dan selimutmu demi sebuah kehangatan. Aku kelelahan." ujarnya polos, sambil mengusap-usap matanya.

"Eh, Bunny kemana?" lanjutnya lagi mencari-cari kelincinya. Kent masih terdiam, seolah tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Maaf, itu tadi tongkat sihir kamu ya? Waah, besar sekali..." si Gipsy menatap takjub ke arah Kent dan tongkat pemukul yang tergeletak di samping lemari. Kent jadi salah tingkah melihat gelagat aneh si jelita yang sudah mencuri hatinya itu. Si jelita yang menghampirinya di pertigaan malam. Si jelita yang tadi mencium kedua pipinya dan langsung menghilang di balik awan. Si jelita yang tanpa sengaja telah menancapkan panah cupid ke jantung hatinya. Si jelita yang untuk kedua kalinya kembali membuatnya terpana.


Setelah berhasil meredakan degup jantungnya, untuk pertama kalinya Kent mulai menyunggingkan satu senyum persahabatan, "Hm…iya, itu tongkat sihir yang maha dahsyat! Makanya, kamu jangan macam-macam seperti itu. Seandainya kamu diketuk tongkat tadi, ck-ck-ck..." sifat iseng Kent muncul. Si gadis gipsy bergidik, ngeri menatap tongkat yang tadi di genggam Kent. Perlahan dia beringsut mundur, bersandar di dinding.

"Hey! Jangan ketakutan seperti itu dong! Emangnya aku penyihir, apa?!" Terang Kent sembari menepuk lembut bahu si gipsy.

"Pakaian kamu kok basah? Nanti kamu masuk angin." Ujar Kent keheranan, ketika merasakan udara lembab dari pakaian si gadis jelita di telapak tangannya.

"Itulah sebabnya, kenapa aku menyelinap kembali kesini,” Ujar si gadis gipsy lirih, “Aku membutuhkan sedikit kehangatan untuk mengeringkan pakaian satu-satunya milikku ini, Aku tidak membawa pakaian ganti." Sesalnya kemudian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya , sedih.

Melihat kesedihan si gadis jelita yang sudah merebut hatinya, jiwa pelindung Kent langsung mengepak-ngepakkan sayapnya. Tanpa di komando, Kent beranjak menuju lemarinya dan mulai mengobrak-abrik, mencari sesuatu.

"Ini, ganti dulu pakaianmu! Ini yang paling kecil yang aku punya. Mudah-mudahan saja muat di badan kamu." Kent menyodorkan pakaian barunya yang semenjak dia beli, belum pernah sekalipun dia pakai karena ukurannya yang memang kekecilan.

Dengan tersenyum manis, si gadis gipsy menerima pakaian yang disodorkan Kent. Dia terharu akan ketulusan Kent, matanya berkaca-kaca.

"Terimakasih." Ucapnya lirih

"Maaf! hanya itu yang aku punya, aku tidak tahu, apakah pakaian itu....." Kent melanjutkan kalimatnya namun terputus oleh jawaban si gadis gipsy.

"Ini bagus sekali, sudah lebih dari cukup." Jawab si gadis gipsy sambil membelai lembut pipi Kent. Sorot matanya menatap lembut, membuat jantung Kent semakin berpacu tidak karuan.

"Kenapa" Tanya kent bingung, ketika melihat gadis jelita di hadapannya mulai gelisah.

"Nggh... Aku mau mengganti pakaianku. Tapi... Aku..." si gadis gipsy menunduk malu. "Mm... kalau tidak keberatan, aku mohon kamu berbalik membelakangiku sebentar...Aku…" Tanpa menunggu diucapkan dua kali, Kent reflek membalikkan tubuhnya sambil tersenyum penuh pengertian.

"Namaku Zweeth. Maaf ya, aku tidak terbiasa ada orang bersamaku ketika aku mengganti pakaian" ujar si gadis gipsy, mulai menceritakan tentang dirinya sambil melepaskan pakaiannya satu persatu.

Kent terperangah ketika mengarahkan pandangannya ke depan. Dari cermin yang ada di lemarinya, dia bisa menatap jelas sosok polos gadis jelita yang ada di belakangnya. Seketika dia menahan nafas, sambil mencoba memejamkan mata. Namun rasa takjub dan penasaran menahan niatnya tersebut. Sambil mencuri-curi, melalui pantulan dari cermin. Kent terus menatap tak berkedip, sosok di belakangnya melepaskan semua atribut yang dikenakan, kemudian menggantinya dengan pakaian yang tadi di pinjamkannya. Pakaian yang sama sekali tidak sesuai dengan ukuran tubuh si gadis gipsy, membuat tubuh itu makin nampak kecil, kedodoran. Sehingga leher baju yang menggantung di bahu si gipsy menampilkan bagian atas payudaranya. Jantung Kent semakin berdebar-debar.

"Sudah beres. Sekarang kamu boleh berbalik." Ujar Zweeth malu-malu sambil menatap punggung Kent yang secara perlahan mulai berbalik.

"Waah... Kebesaran, ya?" komentar Kent setelah membalikkan tubuhnya.

"Maaf, ya... hanya pakaian itu yang aku punya." lanjut Kent, penuh penyesalan.

"Ssst... Ini sudah lebih dari cukup kok... Harusnya aku berterimakasih atas kebaikan kamu." Zweeth tersenyum sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Kent.

Tatapan mata mereka saling beradu. Ada perasaan hangat mengaliri hati dua insan tersebut. Mata mereka seakan berbicara hal-hal yang tidak terkatakan, seakan memahami ada sesuatu yang terjadi, tapi tidak bisa dimengerti. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba tangan mereka sudah saling bergenggaman. Genggaman sangat erat yang mengalirkan ribuan volt sampai ke pembuluh darah, jantung, hati, otak dan bahkan tulang sumsum mereka. Dari ujung kaki hingga ujung rambut, getaran yang di akibatkannya, menghadirkan satu sensasi yang sangat hebat. Pengalaman sensasional yang baru pertama kali dialami Zweeth.

"Kamu kelihatan lelah sekali, Zweeth. Sudah waktunya istirahat!" desis Kent lirih, menahan debaran jantungnya yang semakin terasa menggila. Dengan jemarinya, dia merapikan anak rambut yang menjuntai lemas di kening Zweeth.

Tanpa melepaskan genggaman tangan, mereka mulai memasuki peraduan. Setelah terlebih dahulu menutupi tubuh mereka dengan selimut hingga kebawah dada, perlahan mereka berbaring sambil berhadapan. Saling menatap lembut satu sama lain. Kent menepiskan semacam benang yang menempel di dada Zweeth. Tanpa sengaja jemari hangatnya menyentuh sepasang bukit kembar Zweeth. Kent kikuk, khawatir Zweeth marah. Ragu-ragu, ditatapnya mata indah Zweeth dengan tatapan penyesalan. Ketika didapatinya semburat merah yang merona di kedua pipi Zweeth, rasa sesal itu tiba-tiba sirna.

Zweeth terlihat malu-malu. Kent yang memang telah dirasuki hawa panas dari racun yang di tebarkan oleh panah cintanya cupid, mulai memberanikan diri untuk mencoba bertindak lebih jauh. Dengan penuh kelembutan di belainya bukit kembar Zweeth yang tersembul sebagian, karena longgarnya baju pinjaman tersebut. Zweeth menunduk, sebuah desahan yang lebih mirip erang kenikmatan tanpa sengaja terlepas dari bibirnya.

Kent terpesona. Perlahan diangkatnya dagu Zweeth, sorot matanya menatap tajam penuh makna. Perlahan tapi pasti, wajah mereka semakin lama semakin mendekat, sampai akhirnya kedua bibir mereka beradu. Sekejap kedua insan yang sudah terkena bisa dari panah dewa asmara tersebut, telah tenggelam kedunia lain. Dunia yang penuh dengan aneka warna pelangi. Saling memagut, bergumul, dan bergulat. Zweeth merasakan tubuhnya melayang dan telah sampai di bulan, tapi tidak bersama kelincinya.

Jam 3.00 dini hari. Udara di luar telah berubah menjadi dingin. Namun kedua insan yang tengah dimabuk asmara tersebut bermandikan peluh. Dinding kamar dan tempat peraduan Kent, menjadi saksi dari 'sauna' mereka. (hpk/doc/Oct/2007)

THE END

Coming soon!
Another Secret between Moon and Earth by Naomi

(The Anger of Aunt Gwendolyn Episode)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sign by Dealighted

Sign by Dealighted